Rabu, 19 Agustus 2009

SELAMAT DATANG RAMADHAN

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Sebentar lagi kita kan memasuki bulan Ramadan
“Ahlan wa sahlan ya Ramadan! Selamat datang wahai bulan Ramadan! Bulan penuh berkah!”

Marhaban ya Ramadhan,

Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim,
Marhaban Ya Ramadhan
Allaahumma baariklanaa fi Sya’ban wa ballighnaa Ramadhan
Amin.

Selamat menjalankan Ibadah Shaum Ramadhan 1430 H
SEMOGA KITA DAPAT MENJALANKAN IBADAH SHAUM DENGAN OPTIMAL DAN MENCAPAI DERAJAT TAQWA YANG SESUNGGUHNYA, AMIN.
Sucikan hati tuk menyambut bulan suci, mohon maaf atas segala kesalahan.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Makan dan Minum

Allah SWT berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki masjid). Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al-A’raf:31)
Ibnu Abbas berkata,”Di dalam ayat ini Allah telah menghalalkan makan dan minum selama tidak berlebihan dan sombong.”.
Sedang makan sesuai kebutuhan, yaitu untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga adalah suatu hal yang menurut syariat memang dianjurkan. Sebab, yang demikian itu sebagai bentuk pemeliharaan diri dan indra.
Oleh karena itu syariat melarang seseorang berpuasa wishal (puasa yang tidak pernah buka selama berhari-hari). Sebab, hal itu bisa melemahkan tubuh, mematikan jiwa, melemahkan keinginan beribadah.
Orang yang menolak memebri dirinya sesuai dengan apa yang ditubuhkan tidak termasuk orang baik dan zuhud. Dan mengenai ukuran yang melebihi kebutuhan, maka di antara ulama ada yang mengatakan, “Yang demikian itu adalah haram”, sebagian lainnya mengatakan makruh.
Tidak makan berlebihan dan sesuai kebutuhan memiliki banyak manfaat: Diantaranya membuat tubuh lebih sehat, lebih baik, bermulut lebih bersih, tidak banyak tidur, dan lebih ringan bergerak.
Sementara banyak makan bisa menyebabkan lambung terisi penuh, salah cerna, dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang membutuhkan pengobatan lebih banyak daripada mereka yang tidak banyak makan.
Orang bijak pernah berkata, “Sebaik-baik obat adalah mengatur pola makan”. Nabi saw bersabda: “Tidaklah seorang anak Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Jika terpaksa dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga lagi untuk bernafas (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Para ulama berkata, “Jika saja ada Apikort mendengar ungkapan ini, maka dia benar-benar akan takjub dengan hikmah ini”. (Apikort adalah bapak kedokteran, dia telah menulis lebih dari 60 judul buku tentang kedokteran).
Konon Ar-Rasyid memiliki seorang dokter nasrani yang cukup pandai. Dia pernah berkata kepada Ali bin Husain, “Di dalam kitab kalian tidak terdapat ilmu kedokteran. Ilmu itu ada 2, ilmu agama dan ilmu tubuh”.
Ali pun berkata kepadanya “Allah telah menghimpun ilmu kedokteran hanya dalam ½ ayat dari kitab kami”.
Ia berkata, “Apakah itu?” Ali menjawab: “Allah berfirman, ‘Makan dan minumlah kalian, tapi jangan berlebih-lebihan’”
Kemudian orang nasrani itu berkata, “Rasul kalian pun tidak meninggalkan sedikit pun ilmu kedokteran?”.
Ali menjawab, “Rasulullah saw telah menghimpun ilmu kedokteran dalam ungkapan sederhana, ‘Lambung adalah gudang penyakit, dan diet adalah sumber obat. Berikanlah untuk setiap anggota tubuh sesuai dengan kebiasaannya.”
Orang nasrani itu berkata, “Kitab dan Nabi kalian tidak memberi peninggalan kepada Jalinus” (Jalinus adalah bapak Farmasi. Dia telah mendalami ilmu kedokteran dan telah merantau ke banyak negara, diantaranya Iskandaria. Dia telah menulis banyak buku baik tentang kedokteran maupun lainnya. Dia cukup terkenal sebagai ahli bedah”.
Perlu saya katakan, mengobati orang sakit dapat dilakukan dengan dua paruh: separuh obat dan separuh lainnya adalah pantangan atau diet. Jika keduanya berkumpul jadi satu, seakan orang yang sakit, telah sembuh dan sehat. Jika tidak, maka menahan diri tidak banyak makan adalah lebih baik baginya. Karena, obat tidak akan bermanfaat tanpa pantangan. Sebaliknya pantangan akan lebih bermanfaat meski tanpa mengonsumsi obat.
Rasulullah pernah bersabda, “Sumber asal setiap obat adalah pantangan (diet)” Ini berarti –wallahu ‘alam- bahwa dengan pantangan, obat tidak terlalu dibutuhkan. Oleh karena itu, sebagian besar pengobatan yang dilakukan orang-orang India adalah “berpantang”. Dimana orang sakit dilarang minum, makan, dan berbicara selama beberapa hari, sehingga dia sembuh dan sehat.
Allah Swt. Berfirman “Dan janganlah kalian berlebihan”. Maksudnya berlebihan dalam makan dan minum. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Aun bin Abi Juhaifah dari ayahnya, dia berkata, “Aku pernah makan tsarid dengan daging yang penuh lemak, lalu aku datang kepada Nabi, sedang aku benar kekenyangan. Maka Nabi berkata, “Hentikan mengisi perutmu wahai Abu Juhaifah, karena sesungguhnya orang yang paling kenyang di dunia, akan menjadi orang yang paling lama merasa lapar di akhirat”.
Setelah kejadian itu Abu Juhaifah tidak pernah mengisi perutnya sampai penuh hingga ajal menjemputnya. Jika dia sudah makan siang, maka dia tidak lagi makan malam. Nabi saw telah menjelaskan tentang batasan berlebihan melalui sabda beliau: “Termasuk berlebihan adalah ketika kamu memakan apa saja yang menggugah selera”.
Luqman pernah berpesan kepada anaknya “Wahai anakku, janganlah kalian makan terlalu kenyang. Jika engkau memberikan makanan itu untuk anjing, maka yang demikian itu lebih baik daripada engkau terus memakannya”.
Sumber: Buku "Pola Makan Rasulullah" oleh Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid